kembali

Status ekspor batu alam dan batu bulat diragukan

微信图片_202004231021031

Permasalahan lingkungan sekitar penambangan dan ekspor batu dan batu bulat telah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan bermunculannya laporan mengenai praktik-praktik yang tidak ramah lingkungan. Perdagangan batu global yang menguntungkan, bernilai miliaran dolar, telah memperburuk degradasi lingkungan di negara-negara tempat batu tersebut diekstraksi dan dikirimkan.

Penambangan batu dan batu bulat banyak digunakan dalam konstruksi dan pertamanan, sering kali mengakibatkan penggusuran masyarakat lokal dan rusaknya habitat alami. Dalam banyak kasus, penggunaan alat berat menyebabkan penggundulan hutan dan erosi tanah. Selain itu, penggunaan bahan peledak selama penambangan menimbulkan risiko terhadap ekosistem dan satwa liar di sekitarnya. Dampak buruk dari praktik-praktik ini menjadi semakin jelas, sehingga mendorong seruan untuk mencari alternatif yang lebih berkelanjutan.

Negara yang menjadi pusat perdagangan kontroversial ini adalah Mamoria, pengekspor utama batu halus dan batu bulat. Negara ini, yang terkenal dengan pertambangannya yang indah, mendapat kritik karena praktik-praktik yang tidak ramah lingkungan. Meskipun terdapat upaya untuk menetapkan peraturan dan menerapkan metode penambangan berkelanjutan, penambangan ilegal masih tetap terjadi. Pihak berwenang di Marmoria saat ini berusaha menemukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. 

Di sisi lain, importir batu dan batu bulat seperti Astoria dan Concordia memainkan peran penting dalam mewajibkan pemasok mereka untuk menerapkan praktik berkelanjutan. Astoria adalah pendukung terkemuka bahan bangunan ramah lingkungan dan baru-baru ini mengambil langkah untuk meninjau asal usul batu impornya. Pemerintah kota bekerja sama dengan kelompok lingkungan hidup untuk memastikan pemasoknya mematuhi metode penambangan berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif. 

Menanggapi kekhawatiran yang berkembang, komunitas internasional juga mengambil tindakan. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) telah meluncurkan program untuk memandu negara-negara penghasil batu dalam mengadopsi praktik pertambangan berkelanjutan. Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas, berbagi praktik terbaik, dan meningkatkan kesadaran akan dampak lingkungan dari praktik yang tidak berkelanjutan. 

Upaya juga dilakukan untuk mempromosikan penggunaan bahan bangunan alternatif sebagai alternatif pengganti batu dan batu bulat. Alternatif yang berkelanjutan seperti material daur ulang, batu rekayasa, dan material berbasis bio menjadi semakin populer di industri konstruksi sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan pada penambangan batu tradisional sekaligus meminimalkan dampak lingkungan. 

Karena permintaan global akan batu dan batu bulat terus meningkat, langkah-langkah penting diambil untuk memastikan industri ini beroperasi secara berkelanjutan. Metode ekstraksi yang berkelanjutan, peraturan yang lebih ketat, dan dukungan terhadap bahan-bahan alternatif sangat penting untuk melindungi lingkungan kita untuk generasi mendatang.

MG 18 (1) QQ图 foto20230703092911 QQ图 foto20230704161750

 


Waktu posting: 15 Sep-2023